Kolaborasi antara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia dengan Timor Leste akan meningkatkan kapasitas meteorologi di kedua negara dalam menghadapi bencana hidrometeorologi. Program Studi Meteorologi Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) akan berperan aktif dalam transfer pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan Basic Instructional Package for Meteorological Technicians (BIP-MT). Langkah ini diharapkan dapat membantu peningkatan ketahanan dan adaptasi terhadap bencana hidrometeorologi serta pengelolaan yang lebih efektif.

Bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang sering terjadi di kawasan tropis, termasuk Indonesia dan Timor Leste. Menghadapi bencana ini memerlukan pemahaman yang baik tentang dinamika cuaca dan iklim, serta kerjasama antar negara. Kolaborasi antara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia dengan pemerintah Timor Leste dalam bidang meteorologi menjadi contoh kerjasama yang strategis untuk menghadapi bencana hidrometeorologi.

Pembukaan oleh Ketua STMKG pada Program Training BIP-MT Timor Leste

Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi meteorologi di Timor Leste, yang akan membantu negara tersebut dalam menghadapi bencana hidrometeorologi dan mengurangi dampaknya. Selain itu, kolaborasi ini juga akan memperkuat jaringan penelitian dan pertukaran ilmu antara kedua negara, sehingga memperkaya pengetahuan dan keterampilan para ahli meteorologi.

Program Studi Meteorologi Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) akan terlibat secara aktif dalam upaya transfer pengetahuan dan keterampilan ini. Dosen-dosen berpengalaman dari program studi meteorologi akan berperan dalam penyelenggaraan pelatihan Basic Instructional Package for Meteorological Technicians (BIP-MT) yang akan diikuti oleh para ahli dan praktisi meteorologi di Timor Leste.

Pelatihan BIP-MT akan disampaikan secara daring dan luring, memungkinkan peserta di Timor Leste untuk mengakses materi pelatihan dan berinteraksi dengan dosen dan peserta lainnya tanpa harus meninggalkan negaranya selama pembelajaran during. Hal ini juga mengurangi biaya operasional dan logistik yang terkait dengan pelaksanaan pelatihan konvensional. Dan pembelajaran Luring akan dilaksanakan selama 11 hari berlokasi di Kupang dengan bekerjasama dengan UPT-BMKG di NTT.

Sembilan dosen dari Program Studi Meteorologi STMKG yang memiliki keahlian dalam berbagai bidang meteorologi tropis akan memandu peserta melalui proses belajar mengajar. Mereka akan membahas topik-topik penting seperti siklon, badai, dan muson, serta teknik memahami dan memprediksi fenomen.

Total Page Visits: 5024 - Today Page Visits: 1

Leave a Comment